Dicopot sebagai Kapolri, Tak Punya Uang untuk Beli Beras





Ini masalah narasi beberapa petinggi yang tidak kaya. Kesempatan ini kembali lagi narasi mengenai Jenderal Hoegeng. Oiya tulisan saya masalah petinggi tidak kaya yaitu bekas Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh dapat juga dibaca di sini. Khasnya, Hoegeng serta Abdul Rahman Saleh saling dari Pekalongan.

Hoegeng dicabut dari kedudukan untuk Kapolri pada 1971. Hoegeng dicabut oleh Presiden Soeharto. Sesudah dicabut dari kedudukan Kapolri, Hoegeng disodori jadi dubes. Tetapi Hoegeng menampik sebab tidak pintar basa-basi.

Hoegeng selanjutnya katakan ingin berbakti di negeri saja. Tetapi, Soeharto katakan tidak ada kedudukan yang kosong di negeri. Hoegeng juga selanjutnya akan memperoleh uang pensiun.

Tetapi, Hoegeng tidak ingin terima uang pensiun sebab ia sebetulnya belum eranya pensiun. Ia dicabut dari kedudukannya untuk Kapolri. Isu yang tersebar jika Hoegeng tanpa ada sepakat dalam penegakan hukum.

Sesudah tidak memegang Kapolri, Hoegeng juga alami kesusahan. Ali Sadikin bekas Gubernur DKI Jakarta yang berceritanya dalam buku "Hoegeng, Oase Mempersejuk di Tengah Sikap Koruptif Beberapa Pimpinan Bangsa".

Ali Sadikin berkata jika sesudah dicabut dari Kapolri serta menampik uang pensiun, keuangan Hoegeng memiliki masalah. Serta di saat-saat awal sesudah tidak jadi Kapolri, Hoegeng tidak punyai uang untuk beli beras.

Memang penghasilan Hoegeng cuma dari upahnya untuk polisi. Si istri yang dahulunya melakukan bisnis bunga, diminta stop oleh Hoegeng saat Hoegeng jadi kepala Imigrasi. Hoegeng tidak ingin orang berbaik dengannya lewat beli bunga si istri.

Hidup Hoegeng diperumit saat ia masuk barisan Tuntutan 50 yang didalamnya ada pula Ali Sadikin. Anggota Tuntutan 50 tidak bisa ke luar negeri, tidak bisa bisa credit dari bank, diisolasi dari publikasi media, anggota Tuntutan 50 tidak bisa diundang di acara pernikahan bila Soeharto diundang pada acara pesta itu. Contoh itu cuma beberapa yang perlu diterima Hoegeng untuk anggota Tuntutan 50.

Narasi Hoegeng ini menerangkan jika negeri kita mempunyai figur yang simpel serta tidak serakah saat pimpin. Narasi Hoegeng tidak untuk minta agar petinggi harus miskin, tetapi memperjelas jika petinggi tidak bisa serakah.

Petinggi tidak seharusnya aji mumpung. Contohnya mumpung memegang, semua yang bau harta dikeruk. Dampaknya, akan jelek buat diri kita serta warga.

Narasi Hoegeng jadi penting saat negeri ini masih bergelut menantang korupsi. Seperti kata Hoegeng, bersih itu diawali pada atas. Bila atasnya bersih, karena itu bawahnya turut bersih. Hoegeng menganalogikannya seperti seorang yang mandi, dimana yang diguyur terlebih dulu ialah kepalanya. Hoegeng yang kelahiran 1921 meninggal dunia pada 2004 kemarin. (*)





 

Postingan populer dari blog ini

Gilead Sciences alleges dangerous drug-counterfeiting operation at two NYC pharmacies in lawsuit

Harga Emas Turun, Minat Pembeli Naik 70 Persen

good evidence for brain boosting effects of caffeine and creatin